Monday, November 8, 2010

Laporan Praktikum Ilmu dan Teknologi Telur

PENGAMATAN KUALITAS EKSTERNAL DAN INTERNAL TELUR SEGAR
Latar belakang
Kualitas telur merupakan factor yang terpenting dalam pemasaran karena berkaitan erat dengan selera konsumen, baik kualitas telur utuh yang segar maupun telur awetan maupun telur awetan atau olahan. Pada telur utuh segar yang perlu diperhatikan kualitas eksternalnya yaitu: ukuran telur, bentuk oval, warna kerabang, tekstur

Citra Guru Profesional


Citra Guru Profesional



BABI PENDAHULUAN




A.    Latar Belakang



Guru adalah bagian dari kesadaran sejarah pendidikan di dunia. Citra guru berkembang dan berubah sesuai dengan perkembangan dan perubahan konsep dan persepsi manusia terhadap pendidikan dan kehidupan itu sendiri. Profesi guru pada mulanya dikonsep sebagai kemampuan memberi dan mengembangkan pengetahuan peserta didik. Tetapi

Aliran Jabariyah



A.    Latar Belakang


Tuhan adalah pencipta alam semesta, termasuuk didalamnya manusia itu sendiri, selanjutnya Tuhan bersipat Mahakuasa dan mempunyai kehendak yang bersifat mutlak. Disini timbulah pertanyaan sampai dimanakah manusia sebagai ciptan Tuhan, bergantung pada kehendak dan kekuasan mutlak Tuhan dalam menentukan perjalanaan hidupnya ?. Diberikah manusia kemerdekaan dalam menentukan

Tinjauan Teori Perkembangan Fisik Motorik

MENU PEMBELAJARAN FISIK-MOTORIK ANAK USIA 3 – 6 TAHUN

Masa usia dini adalah masa emas (golden age) dalam rentang perkembangan seorang individu. Pada masa ini, anak mengalami tumbuh kembang yang luar biasa, baik dari segi fisik-motorik, emosi, kognitif, maupun psikososial. Periode ini merupakan masa yang sangat fundamental bagi kehidupan, dimana pada masa ini proses perkembangan berjalan dengan

Kurikulum Model Pembelajaran Paud Melalui Bermain Kreatif Berbasis Budaya Lokal (Nilai-nilai Kearifan Lokal)


I.    Pendahuluan





A.    Rasional (diambil dari buku kurikulum hasil belajar)
Pentingnya pendidikan bagi usia dini sudah tidak dapat diragukan lagi, karena awal kehidupan anak merupakan masa yang paling tepat dalam memberikan dorongan ataupun upaya pengembangan agar anak dapat berkembang secara optimal.



Pendidikan usia dini merupakan upaya-upaya pendidikan yang dilakukan dengan sadar

Fungsi Kode Etik

Pada dasarnya kode etik memiliki fungsi ganda yaitu sebagai perlindungan dan pengembangan bagi profesi. Fungsi seperti itu sama seperti apa yang dikemukakan Gibson dan Michel yang lebih mementingkan pada kode etik sebagai pedoman pelaksanaan tugas prosefional dan pedoman bagi masyarakat sebagai seorang professional.

Biggs dan Blocher mengemukakan tiga fungsi kode etik yaitu : 
Melindungi suatu

Etika Guru Profesional

Dalam Kode Etik Guru Indonesia dengan jelas dituliskan bahwa guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia seutuhnya yang berjiwa pancasila. Dari ketiga kalimat tersebut, ada beberapa etika guru diantaranya :

1.    Etika guru terhadap peserta didik tercermin.
Dalam membimbing anak didiknya Ki Hajar Dewantara mengemukakan tiga kalimat padat yang terkenal yaitu ing ngarso sung

Sanksi Pelanggaran Kode Etik Guru Profesional

Kasus-kasus pelanggaran kode etik akan ditindak dan dinilai oleh suatu dewan kehormatan atau komisi yang dibentuk khusus untuk itu. Karena tujuannya adalah mencegah terjadinya perilaku yang tidak etis, seringkali kode etik juga berisikan ketentuan-ketentuan profesional, seperti kewajiban melapor jika ketahuan teman sejawat melanggar kode etik.

Ketentuan itu merupakan akibat logis dari self

Contoh Penerapan Kode Etik Guru Profesional

Guru memiliki kewajiban untuk membimbing anak didik seutuhnya dengan tujuan membentuk manusia pembangunan yang pancasila”. Inilah bunyi kode etik guru yang pertama dengan istilah “berbakti membimbing” yang artinya mengabdi tanpa pamrih dan tidak pandang bulu dengan membantu (tanpa paksaan, manusiawi). Istilah seutuhnya lahir batin, secara fisik dan psikis. Jadi guru harus berupaya dalam membentuk

Syarat Guru Profesional

Syarat Guru Profesional  memang merupakan hal yang harus dimiliki oleh setiap guru. Guru profesional merupakan impian semua guru di tanah air, banyak hal utuk mewujudkan rasa keprofesionalitas seorang guru seperti sayarat-syarat dibawah. Untuk menjadi seorang guru profesional tidaklah sulit, karena profesionalnya seorang guru datang dari guru itu sendiri,

Seorang guru sebenarnya memiliki

Doktrin Aliran Jabariah

Menurut asy-syahratsani, jabariyah dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu :
a.    Jabariyah Ekstrim
Doktrin Jabariyah ekstrim adalah segala perbuatan manusia bukan merupakan perbuatan yang timbul dari kemauannya sendiri, tetapi perbuatan yang dipaksakan atas dirinya sendiri . Misalnya , kalau seorang pencuri , perbuatan mencuri bukanllah  terjadi atas kehendaknya sendiri akan tetapi timbul

Tokoh-Tokoh Aliran Jabariah

Menurut asy-syahratsani, tokoh-tokoh paham Jabariah sebagai berikut  : 

 a.  Ja’d bin Dirham
Al-Ja’d adalah seorang maulana bani hakim, tinggal di Damaskus . Ia dibesarkan didalam lingkungan orang kristen yang senang membicarakan teologi. Semula dia dipercaya untuk mengajarkan  dilingkungan pemerintah bani umayah, tetapi setelah tampak pikiran-pikiran yang kontroversional , bani umayah

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Citra Guru

Sudjana (dalam Mustafa, 2005) menjelaskan rendahnya pengakuan masyarakat terhadap profesi guru yang mengakibatkan rendahnya citra guru disebabkan oleh faktor berikut:

Adanya pandangan sebagian masyarakat, bahwa siapa pundapat menjadi guru asalkan ia berpengetahuan
Kekurangan guru di daerah terpencil, memberikan peluang untuk mengangkat seseorang yang tidak mempunyai keahlian untuk menjadi guru

Guru Abad 21 adalah Guru dengan Profesionalitas Tinggi

Memasuki abad 21, tugas guru tidak akan semakin ringan. Menurut Wardiman Djojonegoro dalam ke|1as kerjanya yang disampaikan pada SeminarNasional Wawasan Profesi Guru Tahun 2000 ICMI Orwil Jawa Timur di Surabaya tanggal 21 Desember 1996, bangsa kita menyiapkan diri untuk memiliki sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Ciri SDM yang berkualitas tersebut adalah
Memiliki kemampuan dalam

Citra Guru dalam Masyarakat Modern

Dalam pandangan masyarakat modern, guru belum merupakan profesi yang profesional jika hanya mampu membuat murid membaca, menulis dan berhitung, atau mendapat nilai tinggi, naik kelas, dan lulus ujian. Masyarakat modern menganggap kompetensi guru belum lengkap jika hanya dilihat dari keahlian dan ketrampilan yang dimiliki melainkan juga dari orientasi guru terhadap perubahan dan inovasi.
Bagi

Citra Guru dalam Masyarakat Tradisional (Pramodern)

Di dalam bahasa Sansekerta, guru berarti yang dihormati. Rasa hormat ini sampai kini masih hidup di tengah masyarakat tradisional/pedesaan. Mereka masih menaruh rasa hormat dan status sosial yang tinggi terhadap profesi guru. Di kepulauan Sangihe, misalnya, masyarakat menyebut guru pria dengan panggilan tuan, lengkapnya tuan guru, suatu panggilan yang penuh rasa kagum dan hormat terhadap profesi